Apa itu Lump Sum? Lump Sum artinya metode pembayaran yang membayarkan sejumlah uang dalam jumlah banyak sekaligus. Arti lump sum sendiri cukup jarang diketahui oleh banyak orang, padahal metode pembayaran ini telah banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya seperti dalam bidang industri konstruksi dan asuransi.
Biaya operasional dalam bisnis memang terkadang harus dibayar di awal sebelum proyek berjalan. Namun, sebelum memilih kontrak lump sum Anda perlu mengetahui informasinya lebih lanjut mulai dari jenis-jenisnya, kelebihan dan kekurangan dari kontrak lumpsum. Dengan begitu, Anda dapat memberikan keputusan yang tepat apakah kontrak lumpsum cocok untuk proyek yang Anda sedang jalankan. Dalam artikel ini akan kami bahas segala hal yang perlu Anda ketahui mengenai lump sum. Yuk simak!
Apa Itu Lump sum?
Lump sum adalah sebuah cara pembayaran yang dilakukan dengan membayarkan jumlah uang yang cukup banyak secara sekaligus di muka. Pembayaran jenis ini berlawanan dengan pembayaran mengangsur yang dilakukan dalam waktu ke waktu.
Umumnya pihak-pihak yang terlibat di dalam metode lump sum ini adalah mereka yang memiliki kemampuan finansial tinggi sehingga beban biaya bisa ditimbulkan secara total ke salah satu pihak untuk sementara waktu.
Dalam lump sum Anda juga perlu mengenal istilah dari kontrak lump sum. Kontrak lump sum adalah kontrak dengan ruang lingkup pekerjaan dan jumlah harga yang telah ditetapkan sebelumnya dengan batas waktu tertentu.
Contoh kontrak lump sum yaitu dalam program asuransi kesehatan. Pada program tersebut kita membayar secara teratur setiap bulannya. Kemudian, jika seseorang sakit dan ingin mengklaim asuransi kesehatan tersebut maka ia dapat menerima pembayaran penuh dari pihak asuransi.
Jenis Kontrak Lump Sum
Ada beberapa jenis kontrak lump sum yang bisa Anda tawarkan dan sepakati bersama. Agar metode kerjasama yang dibangun dapat menguntungkan kedua belah pihak dan mendapatkan kinerja yang optimal. Berikut adalah jenis-jenis kontrak lump sum!
1. Fixed Price
Kontrak lump sum pertama yaitu lump sum fixed price. Arti lump sum jenis ini yaitu kontrak pembayaran total berdasarkan jumlah semua biaya tanpa terkecuali. Biaya tersebut meliputi biaya bahan biaya administrasi biaya manusia hingga biaya lain yang diharapkan akan muncul seperti biaya kerusakan dan denda.
Transaksi berlangsung dalam jumlah yang cukup besar dan dilakukan antara dua pihak dengan berbeda bidang seperti pihak pemerintahan dan perusahaan konstruksi, artinya lump sum fixed price adalah cara pembayaran yang paling umum dilakukan. Namun jenis pembayaran lump sum ini memiliki potensi untuk dimanfaatkan pihak yang tidak bertanggung jawab karena jumlahnya bisa dengan mudah di mark up.
2. Cost Plus Contract
Jenis kontrak lump sum kedua yaitu cost plus contract. Pengertian lump sum jenis ini yaitu pembayaran dilakukan dengan menjumlahkan biaya produksi dan imbal jasa kepada orang yang memproduksi. Umumnya cost plus contract dipakai di dunia konstruksi bangunan. Pada metode pembayaran ini jumlah biaya langsung dan biaya tidak langsung wajib dijelaskan.
Pihak penerima pembayaran tidak boleh menambahkan berisiko di atas bahan atau tenaga kerja. Tak hanya itu, umumnya pembayaran cost plus memberikan kontrak biaya tenaga kerja lebih tinggi. Hal ini dikarenakan, biaya tidak dimasukkan ke dalam hitungan total biaya namun dimasukkan kepada kontrak.
3. Time And Materials Contract
Jenis selanjutnya adalah time and material contract yang sangat cocok bagi Anda yang memiliki proyek kecil dengan dana terbatas. Jenis kontrak lump sum ini umumnya pemilik dan penerima dana menyepakati proyek selesai dengan waktu dan bahan-bahan tertentu.
Jika proyek tidak selesai dengan waktu dan bahan yang sudah disepakati maka penerima dana diwajibkan menerima konsekuensinya. Untuk itu bagi Anda yang menerima dana proyek dengan kontrak waktu dan bahan harus dipastikan estimasi akurat dan realistis.
4. Unit Pricing Contract
Unit pricing contract adalah kontrak yang paling fleksibel dan cukup aman untuk dilakukan. Umumnya, penerima dana melaksanakan proyek terlebih dahulu dengan biaya pribadi, selanjutnya barulah menetapkan harga jual per unit kepada pengertiannya. Unit pricing contract paling sering dipakai dalam pembangunan komplek perumahan.
Umumnya kontraktor membangunkan rumah terlebih dahulu dengan dananya sendiri setelah itu kontraktor akan menawarkan kepada orang-orang yang dengan harga tertentu.
3 Kelebihan Kontrak Lump sum
Kontrak lump sum sudah jelas memiliki kelebihan bagi Anda pengelola bisnis dalam mengelola biaya operasional dan pengeluaran kebutuhan. Sehingga, dalam 1 tahun proses bisnis berjalan, Anda dapat memahami biaya apa saja yang patut Anda keluarkan agar bisnis bisa berjalan lebih optimal. Berikut adalah kelebihannya:
1. Meminimalisir Kendala Finansial
Kelebihan pertama dari kontrak lump sum adalah meminimalisir kendala finansial yang mungkin saja terjadi. Jika terjadi keadaan darurat maka pelaksana tidak perlu khawatir atau kesusahan dalam mengurus birokrasi pencairan dana. Hal ini dikarenakan 100% dana sudah ada dalam kendalinya.
2. Proyek Lebih Lancar Dilakukan
Kelebihan lump sum selanjutnya adalah proyek akan lebih lancar dilakukan. Hal ini dikarenakan semua kebutuhan bisa dipenuhi dalam waktu yang lebih cepat. Dengan metode pembayaran ini orang-orang pada proyek tidak perlu khawatir jika ingin mengajukan kebutuhan karena dananya sudah pasti ada.
3. Kontrol Keuangan Ada Pada Pelaksana Proyek
Keuntungan berikutnya dalam menerapkan kontrak ini adalah kendali keuangan 100% ada pada pelaksanaan proyek. Pemilik dana hanya memiliki hak atas proyek namun tidak memiliki hak dari segi pengelolaan keuangannya.
3 Kekurangan Lump Sum
Meskipun lump sum memiliki berbagai kelebihan namun ada juga beberapa kekurangan dari lump sum yaitu sebagai berikut ini.
1. Jumlah Besar & Tidak Bisa Dicicil
Ukuran yang pertama adalah dananya cukup besar namun tidak bisa dicicil. Sesuai dengan kesepakatan di awal penyedia dana pertama wajib memiliki cadangan uang dalam jumlah besar untuk memulai sebuah proyek. Dana cadangan ini wajib tersedia tepat saat kontrak proyek itu disepakati. Jadi, jika tidak memiliki cadangan dana yang besar, maka Anda tidak akan bisa membelinya.
2. Terjadi Kemungkinan Mark Up Dana
Kekurangan lainnya yang bisa dirasakan oleh pihak pemilik proyek adalah 100% pengelolaan proyek dilakukan oleh pihak pelaksana. Pemilik proyek bisa ikut namun hanya berhak melakukan pemantauan saja, maka dari itu jika pemilik proyek tidak waspada, maka pelaksana yang dipilih bisa melakukan mark up.
3. Pelaksana Bertanggung Jawab Penuh Atas Kegagalan Proyek
Kekurangan dari lump sum selanjutnya adalah pelaksanaan pelaksana wajib bertanggung jawab jika proyek tersebut gagal atau selesai tidak sesuai dengan harapan. Umumnya konsekuensi kegagalan pelaksanaan tercantum juga pada kontrak kesepakatan yang telah dibuat.
Baca juga: Lo Kheng Hong & Kunci Sukses Investasi Saham Untung 100%
Contoh Penerapan Lump Sum
Penerapan lump sum ini bebas sangat terkenal dalam industri mesin berat, namun saat ini sudah tidak terbatas lagi. Anda bisa menemukannya dalam pengaplikasian pembelian software dan properti. Ini menjadi hal yang sangat krusial, Mengapa? Dalam bisnis Anda tentu memerlukan kecepatan dan ketepatan karena bersaing dengan kompetitor, sehingga dari sisi teknologi dan perlengkapan sudah pasti Anda wajib memiliki barang yang sepadan atau justru lebih baik ketimbang kompetitor.
1. Dunia Konstruksi
Contoh kontrak Lump sum seringkali diterapkan pada dunia konstruksi atau pembangunan. Hal ini dilakukan agar memudahkan pelaksanaan tanpa adanya kendala pada biaya. Umumnya kontraktor akan menyepakati biaya di awal terlebih dahulu dengan pemilik termasuk siapa yang akan menjadi perdana proyek pertama. Pilihan kontrak pembayaran paling aman adalah fixed-price atau unit pricing.
2. Dunia Teknologi
Contoh kontrak lump sum kedua yaitu sering digunakan pada dunia teknologi. Proyek teknologi dibayar dengan metode ini adalah antara lain proyek instansi pemerintah, sebagai contoh proyeknya seperti pembuatan vaksin, pembuatan senjata, riset luar negeri, dan lain-lain. Jenis kontrak yang digunakan antara lain cost plus kontrak atau time and material.
3. Dunia Perbankan
Contoh kontrak lump sum terakhir yaitu digunakan pada dunia perbankan. Kontrak Lump Sum sering dipraktekkan di dunia perbankan yang metode pembayarannya mungkin masih belum banyak orang menyadarinya, seperti metode pembayaran pada asuransi. Pada asuransi, nasabah diharuskan membayar polis dengan jumlah tertentu di setiap bulannya. Pembayaran ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu yang sudah menjadi kesepakatan kedua belah pihak.
Sebagai contoh, saat harus membayar asuransi dengan cicilan tiap bulan selama 10 tahun apabila dalam waktu pembayaran tersebut tidak terjadi pencairan asuransi maka polisnya pun akan dikembalikan. Jika misalnya dalam dua tahun setelah terjadi pencairan maka pihak asuransi akan membayarkan premi sesuai kesepakatan. Jika nasabah asuransi tetap harus membayarkan polisi hingga 10 tahun tidak disarankan untuk berhenti setelah mencairkan premi.
Apa itu Proyek Lump Sum?
Kontrak lump sum adalah kontrak yang banyak digunakan pada industri bidang barang dan jasa. Namun, ada satu hal yang cukup unik pada kontrak lump sum seperti dalam persepsi kata fixed price. Kata fixed price memberi arti bahwa harga tidak boleh diubah apapun yang terjadi.
Kemudian bagaimana terjadi sebuah risiko saat proyek berlangsung? Segala risiko akan ditanggung penuh oleh penyedia jasa. Risiko ini termasuk penyempurnaan desain agar bangunan menjadi lebih baik juga menjadi tanggung jawab dari pengguna jasa.
Selain itu, kontrak lump sum juga memiliki ketentuan yang telah disepakati antara kedua belah pihak. Misalnya, ada panitia lelang yang mengatakan bahwa pekerjaan boleh kurang namun tidak boleh menambah. Oleh karena itu, jika Anda ingin membuat kontrak lump sum pastikan dahulu ketentuan dengan pihak yang Anda ajak kerja sama.
Sukseskan Proyek Usaha Anda dengan Pinjaman Usaha Terpercaya di Danamas
Sebelumnya pasti Anda sudah mengetahui mengenai apa itu lump sum mulai dari definisi, jenis-jenis dan kekurangannya. Tentunya jika Anda sedang membangun proyek usaha, memilih kontrak lump sum dapat menjadi salah satu solusi. Hal ini dikarenakan, proyek usaha akan lebih lancar dan kendala finansial dapat diminimalisir. Namun, kelemahan dari lump sum yaitu dibutuhkan dana yang besar di awal sehingga perlu tambahan modal.
Khawatir tidak memiliki dana? Tenang saja, ajukan pinjaman dana untuk mendapatkan pinjaman demi menuokong bisnis Anda. Danamas adalah platform pinjaman online terpercaya beragunan properti. Tidak perlu ragu karena Danamas memberikan Anda kemudahan akses dalam mengagunkan properti Anda. Ajukan pinjaman tanpa perlu rumit, dapatkan pinjaman hingga Rp 2 miliar dengan tenor panjang dan bunga yang bersaing. Tenor waktu pinjaman adalah 10 tahun dengan bunga yang bersaing mulai dari 14%. Limit pinjaman yang dikenakan yaitu Rp 2 miliar. Mulai simulasikan pinjaman beragunan properti Anda di Kalkulator Simulasi Kredit Pinjaman Online.
Danamas merupakan platform penyedia jasa pinjaman dan pendanaan P2P Lending berlisensi OJK dan anak perusahaan Sinar Mas yang merupakan grup konglomerasi terdepan di Indonesia. Layanan pinjaman dan pendanaan yang terintegrasi, aman, dan personalisasi bagi peminjam dan pendana potensial. Kunjungi website Danamas atau Instagram Danamas untuk informasi lebih lanjut tentang produk pinjaman yang ditawarkan. Jangan ragu untuk menghubungi Danamas di Hotline: 021-50960896, email: [email protected] atau Whatsapp Danamas di nomor 0882 24222 001/0882 24222 002.