Kegiatan perekonomian suatu negara pasti mengalami perubahan setiap waktunya. Ketika kondisi perekonomian suatu negara sedang tidak baik, pemerintah harus melakukan sesuatu untuk memperbaikinya. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki perekonomian negara adalah dengan melakukan devaluasi.
Kebijakan pemerintah akan devaluasi ini tentunya akan memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian negara tersebut, termasuk juga dengan bisnis-bisnis yang ada di dalamnya. Dampak devaluasi terhadap bisnis inilah yang akan berimbas pada perkembangan ekonomi yang juga digerakkan oleh usaha para pengusaha kecil maupun besar. Bagi pengusaha, mengetahui apa itu devaluasi sangatlah penting. Maka, Anda pun bisa memasang strategi yang tepat untuk mengembangkan bisnis kedepan.
Untuk mengetahui tentang devaluasi lebih lengkap, maka Anda bisa menyimak ulasan berikut ini. Di artikel ini, akan dijelaskan pengertian devaluasi, jenis, tujuan, penyebab, hingga contoh devaluasi yang pernah terjadi di Indonesia. Simak ulasannya dibawah ini.
Pengertian Devaluasi
Devaluasi adalah penurunan nilai mata uang suatu negara yang secara sengaja dilakukan oleh pemerintah negara tersebut terhadap nilai mata uang negara lain.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), devaluasi adalah penurunan nilai uang yang dengan sengaja dilakukan terhadap uang luar negeri atau emas, misalnya untuk memperbaiki perekonomian.
Dengan melakukan devaluasi, maka hal ini bisa mengurangi biaya ekspor suatu negara, sehingga bisa meningkatkan kompetisi di pasar global dan biaya impor. Selain itu, meningkatnya biaya impor bisa menyebabkan konsumen domestik lebih memilih barang dalam negeri dan berpotensi meningkatkan penjualan produk dalam negeri.
Jenis Devaluasi
Devaluasi merupakan salah satu contoh kebijakan moneter yang penting bagi sebuah negara. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis-jenis devaluasi dan pengaruh dari masing-masing devaluasi tersebut.
1. Smooth Devaluation – Depresiasi Hingga 5% Per Tahun
Devaluasi yang satu ini hampir tidak memengaruhi perekonomian, hal ini disebabkan karena nilainya tidak melampaui tingkat fluktuasi dari rata-rata nilai tukar.
2. Moderate Devaluation – Depresiasi Hingga 5 – 15% Per Tahun
Dengan memberlakukan moderate devaluation, hal ini bisa membantu untuk meningkatkan ekspor karena kebijakan ini bisa membuat harga produk dalam mata uang asing berkurang cukup signifikan. Selain itu, moderate devaluation ini juga bisa membuat perekonomian negara terdampak kenaikan biaya impor yang relatif kecil.
3. Rapid Devaluation – Depresiasi Hingga 15 – 25% Per Tahun
Dengan menerapkan rapid devaluation, hal ini bisa meningkatkan ekspor secara cepat. Namun, ada dampak lain yang harus diperhatikan ketika kebijakan ini diterapkan, yaitu konsumen lokal juga bisa merasakan peningkatan nilai impor yang terjadi secara signifikan.
4. Galloping Devaluation – Depresiasi Hingga Lebih Dari 25% Per Tahun
Kebijakan satu ini merupakan kebijakan yang sangat berisiko dan bisa merusak perekonomian nasional. Ketika kebijakan ini diterapkan, eksportir bisa saja mengurangi kegiatan atau tingkat ekspo bahkan hingga memberhentikan kegiatan ekspor secara penuh. Hal ini terpaksa dilakukan oleh eksportir, karena mereka mengharapkan stabilisasi dari nilai tukar.
Tujuan Devaluasi & Mengapa Pemerintah Menerapkan Kebijakan Ini?
Pemerintahan suatu negara biasanya menerapkan kebijakan devaluasi untuk memperbaiki neraca pembayaran luar negeri dan membuat kurs mata uang asing menjadi relatif lebih stabil. Berikut ini beberapa tujuan dari devaluasi lainnya.
1. Meningkatkan jumlah ekspor dan mengurangi jumlah impor
2. Meningkatkan pemakaian produk lokal, hal ini bisa tercapai apabila harga produk impor lebih mahal dibandingkan dengan produk lokal.
3. Menjaga keseimbangan BOP (Balance of Payment), sehingga nilai mata uang asing menjadi stabil
4. Menambah devisa negara
5. Mengurangi beban utang
Penyebab Devaluasi
Devaluasi hadir tentu karena ada pemicunya. Hal ini tidak datang secara tiba-tiba. Maka, saat pemerintah melakukan devaluasi karena tentu ada sebab, berikut ini adalah penyebab terjadinya devaluasi mata uang.
1. Tingginya Volume Impor
Seperti yang sudah dijelaskan, devaluasi merupakan kebijakan yang diambil berkaitan dengan ekspor dan impor. Sehingga saat terjadi kebijakan ini diambil, berarti jumlah impor barang sedang tinggi dan jumlah barang yang diekspor ke luar negeri hanya sedikit.
2. Peningkatan Pengangguran
Penyebab devaluasi mata uang lainnya adalah masalah pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan. Ketika devaluasi terjadi, maka permintaan produk lokal akan semakin meningkat. Hal ini bisa meningkatkan pendapatan negara, meningkatkan produksi produk lokal dan menambah lapangan pekerjaan.
3. Kualitas dari Produk Lokal Lebih Baik
Kualitas produk dalam negeri akan terus menjadi lebih baik karena adanya kemajuan teknologi dalam sektor produksi. Untuk meningkatkan permintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri di negara asing, maka kebijakan devaluasi ini perlu dilakukan.
Dampak Devaluasi
Pemerintah menerapkan devaluasi yang diharapkan bisa memberikan dampak positif bagi negara, terutama pada faktor ekonomi. Maka, kebijakan devaluasi ini bisa memberikan dampak tertentu, antara lain;
a. Menekan Jumlah Barang Impor
Dengan adanya kebijakan devaluasi, maka selanjutnya adalah dengan mengubah pola pikir masyarakat dari lebih baik dan menggunakan produk luar menjadi untuk memilih produk dalam negeri.
b. Meningkatkan Kegiatan Ekspor
Saat sebuah negara menerapkan devaluasi yang membuat nilai mata uang dalam negeri lebih kecil dibandingkan nilai mata uang asing, maka kebijakan devaluasi bisa menyebabkan harga barang lokal yang dianggap lebih murah oleh warga luar negeri. Cara ini bisa mendorong peningkatan permintaan barang oleh WNA dan terjadinya peningkatan pada kegiatan ekspor dalam negeri.
c. Produk Lokal Bisa Bersaing Ke Luar Negeri
Dengan masyarakat memilih memakai produk lokal, hal ini bisa mendorong kualitas produk lokal menjadi lebih baik dan mampu bersaing di pasar internasional dengan harga yang lebih murah.
Dengan kualitas yang baik dan harga murah juga produk yang beragam, maka WNA akan memilih memakai produk impor yang lebih murah dan berkualitas. Hal ini tepat, ketimbang harus menggunakan barang lokal yang harganya lebih mahal.
d. Meningkatnya Devisa Dalam Negeri
Dengan menggunakan produk lokal yang bisa bersaing di pasar internasional, maka hal ini bisa menjadi pilihan bagi warga asing yang bisa menyebabkan terjadinya peningkatan ekspor dalam negeri. Hal ini bisa memberikan dampak positif yang bagus untuk perekonomian, dimana devisa akan meningkat.
Kebijakan devaluasi ini bisa menyebabkan meningkatnya devisa dalam negeri yang bisa dimanfaatkan untuk mendirikan berbagai perusahaan dan bisa menciptakan lapangan kerja yang baru.
e. Menciptakan Keseimbangan Terhadap Neraca Pembayaran
Dampak devaluasi lainnya adalah mampu menciptakan keseimbangan neraca pembayaran. Dengan meningkatnya nilai mata uang asing maka bisa memberikan dampak pada kegiatan ekspor dalam negeri juga meningkat dan kegiatan impor menurun. Dari hal ini, maka neraca perdagangan akan mengalami defisit dan selanjutnya neraca pembayaran akan mengalami defisit juga.
Perbedaan Devaluasi dan Inflasi
Dalam pasar ekonomi, ada juga istilah inflasi dan memiliki perbedaan dengan devaluasi. Perbedaan devaluasi dan inflasi tampak dari sisi pengertiannya. Seperti yang sudah diketahui, devaluasi adalah sebuah kebijakan untuk menurunkan nilai mata uang negeri terhadap mata uang asing. Sedangkan inflasi adalah sebuah fenomena turunnya nilai mata uang didalam negeri yang bisa mengakibatkan harga barang naik secara drastis.
Contoh & Cara Pemerintah Indonesia Melakukan Devaluasi
Devaluasi mata uang merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi, di Indonesia sendiri biasanya devaluasi terjadi karena tingginya tingkat inflasi. Sehingga pemerintah terpaksa mengambil kebijakan devaluasi untuk memperbaiki kondisi ekonomi negara. Berikut ini adalah contoh devaluasi yang pernah terjadi di Indonesia.
1. Devaluasi Mata Uang tahun 1971
Indonesia pernah melakukan devaluasi mata uang pada 21 Agustus 1971 karena presiden Amerika Serikat menghentikan pertukaran dolar dengan emas. Pemerintah melakukan devaluasi mata uang dari Rp 378 menjadi Rp415 per $1.
2. Devaluasi Mata Uang tahun 1978
Pemerintah kembali mengambil kebijakan devaluasi pada 15 November 1978 karena terjadi penurunan pendapatan negara dari penjualan minyak bumi dan terlilit hutang hingga $10 miliar. Pemerintah melakukan devaluasi mata uang dari Rp415 menjadi Rp625 per $1.
3. Devaluasi Mata Uang tahun 1986
Selanjutnya pada tanggal 12 September 1986, Menteri Keuangan saat itu yaitu Radius Prawiro mengambil kebijakan devaluasi sebesar 47% dari Rp1.134 menjadi Rp1.664 per $1.
Miliki Bisnis Lebih Sukses dengan Pilihan Modal Tepat
Nah itu dia penjelasan mengenai devaluasi, mulai dari pengertian, jenis, tujuan, penyebab dan contoh kebijakan devaluasi yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Apabila anda bergerak di bidang ekspor impor, anda harus mulai memperhatikan segala kebijakan yang diambil oleh pemerintah, karena kebijakan devaluasi ini bisa mempengaruhi bisnis yang sedang anda jalankan.
Salah satu cara bisnis lebih sukses adalah memilih modal usaha yang tepat dan aman. Danamas menawarkan pinjaman umkm online terpercaya yang sudah berizin OJK. Pinjaman ini bisa jadi solusi pendanaan usaha UMKM Anda dengan limit besar dari Rp 50 juta – Rp 2 miliar. Kemudahan mendapatkan pinjaman online terpercaya ini bisa diakses melalui Aplikasi Danamas Pinjaman Bisnis yang sudah bisa Anda download di Apple Store dan Play Store.
Simulasikan pinjaman Anda dengan menggunakan layanan kalkulator simulasi kredit. Anda juga bisa menghitung nilai aset yang dijadikan agunan dengan kalkulator pinjaman. Yuk ajukan pinjaman modal usaha sekarang di Danamas!