Depresiasi adalah salah satu istilah yang sering digunakan dalam bidang keuangan dan akuntansi. Secara umum, depresiasi merujuk pada pengurangan nilai dari aset fisik yang dimiliki oleh suatu perusahaan atau individu. Hal ini bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti umur aset, kondisi pemakaian, atau teknologi yang berkembang.Depresiasi bisa dianggap sebagai salah satu hal yang wajar terjadi dalam dunia bisnis. Pasalnya, seiring berjalannya waktu, aset-aset yang dimiliki oleh perusahaan atau individu tersebut tentu akan mengalami penurunan nilai.
Dalam dunia akuntansi, depresiasi juga penting untuk dihitung karena dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan. Dengan mengetahui besarnya depresiasi yang terjadi, maka perusahaan dapat menentukan strategi keuangan yang tepat. Namun, depresiasi juga bisa menjadi suatu masalah bagi perusahaan atau individu jika tidak dihitung dengan benar atau tidak dikelola dengan baik.
Jika terlalu banyak aset yang mengalami depresiasi, maka hal tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan atau individu untuk memahami konsep depresiasi dan mengelolanya dengan baik. Untuk mengetahui lebih lengkap tentang apa itu depresiasi, berikut ulasannya untuk Anda.
Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah metode penyusutan nilai sebuah aset karena usia pemakaian. Depresiasi mempunyai beberapa karakteristik, salah satunya saat terjadi pada aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Tak peduli, apakah aset ini jarang dipakai atau sering dan dirawat secara baik. Pengertian lainnya, depresiasi adalah biaya yang muncul karena adanya penggunaan aset tetap secara terus menerus sehingga mengalami penurunan atau penyusutan dalam manfaat atau kualitasnya. Menurut ilmu akuntansi, depresiasi adalah sebuah penyusutan yang berpengaruh terhadap nilai sebuah aset perusahaan, terutama pada aset tetap. Hal ini menyebabkan harga jual aset ikut menurun.
11 Karakteristik Depresiasi
Depresiasi adalah salah satu aspek penting dalam akuntansi yang digunakan untuk menghitung kerugian atau penurunan nilai aset selama masa pemakaian. Karakteristik depresiasi meliputi beberapa hal, seperti metode perhitungan, nilai residu, masa manfaat, dan biaya akuisisi. Metode perhitungan depresiasi bisa berbeda-beda, tergantung pada kebijakan perusahaan dan jenis aset yang didepresiasi. Nilai residu adalah nilai aset yang diprediksi pada akhir masa manfaatnya, sedangkan masa manfaat adalah waktu pemakaian yang direncanakan untuk suatu aset.
Biaya akuisisi mencakup biaya-biaya yang terkait dengan pembelian, pengiriman, dan pemasangan suatu aset. Dalam menghitung depresiasi, karakteristik-karakteristik tersebut perlu dipertimbangkan agar perhitungan depresiasi menjadi akurat dan sesuai dengan kebijakan perusahaan serta standar akuntansi yang berlaku. Berikut 11 karakteristik depresiasi.
1.Permanen
Depresiasi juga mengacu pada sebuah penurunan yang cukup permanen dan berlangsung secara bertahap sehingga terus-menerus. Nilai utilitas pada sebuah aset aset tetap akan menurun nilainya hingga akhir masa penggunaannya.
2. Beban Terhadap Laba
Depresiasi juga diketahui sebagai beban terhadap laba ataupun pendapatan yang didapat perusahaan untuk periode akuntansi tertentu.
3. Bukan Sebuah Kerugian Yang Mendadak
Depresiasi juga harus selalu dihitung secara sistematis dan rasional karena depresiasi aset bukanlah kerugian yang mendadak.
4. Termasuk Alokasi Biaya Kadaluarsa
Depresiasi adalah sebuah proses alokasi biaya kadaluarsa dan bukan termasuk ke dalam penilaian aset tetap.
5. Tidak Bisa Dipastikan
Jumlah aset tetap yang mengalami depresiasi biasanya tidak bisa dihitung secara pasti dan hanya bisa diperkirakan.
6. Disebabkan Faktor Fisik Dan Fungsional
Depresiasi terjadi karena faktor fisik dan fungsional aset tetap.
7. Untuk Tetap Mempertahankan Modal Nominal
Depresiasi memiliki tujuan dasar yaitu dengan mempertahankan modal nominal yang diinvestasikan dalam sebuah aset tetap dan untuk mengalokasikan bagian biaya aset tetap yang kadaluarsa selama beberapa periode akuntansi.
8. Tidak Bisa Dihindari
Depresiasi pasti terjadi walaupun hasil tetap tersebut dirawat dengan hati-hati atau tidak digunakan sama sekali.
9. Tidak Dipengaruhi Fluktuasi Nilai Pasar
Nilai pasar sebuah aset tetap mungkin mengalami fluktuasi namun tidak dipengaruhi oleh jumlah penyusutan pada aset yang bersangkutan.
10. Hanya Untuk Aset Tetap
Perhitungan nilai depresiasi hanya berlaku untuk aset tetap seperti pabrik peralatan atau mesin.
11. Tidak Melebihi Nilai Yang Bisa Disusutkan
Nilai depresiasi juga tidak boleh melebihi nilai yang bisa disusutkan atau biaya awal di mana nilai sisa adalah 0.
Faktor Yang Mempengaruhi Depresiasi
Depresiasi adalah penurunan nilai aset yang terjadi selama masa pemakaian, dan faktor-faktor tertentu dapat mempengaruhi besarnya depresiasi tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi depresiasi antara lain adalah nilai aset pada awal masa pemakaian, masa manfaat, dan metode perhitungan depresiasi yang digunakan. Selain itu, faktor lain seperti perubahan kondisi ekonomi, teknologi, dan persaingan di pasar juga dapat mempengaruhi depresiasi suatu aset.
Perusahaan juga dapat melakukan renovasi atau perbaikan pada aset yang sudah tua, sehingga dapat memperpanjang masa manfaatnya dan mempengaruhi besarnya depresiasi. Dalam menghitung depresiasi, perlu mempertimbangkan faktor-faktor tersebut agar perhitungan depresiasi menjadi akurat dan sesuai dengan kebijakan perusahaan serta standar akuntansi yang berlaku.
1.Harga Perolehan
Biaya akuisisi merupakan faktor dalam menentukan jumlah dari penyusutan. Beban penyusutan bisa dihitung sesuai dengan total biaya sebuah aset lalu dikeluarkan hingga AC tetap tersebut siap untuk kembali dipakai. Biaya-biaya yang termasuk diantaranya meliputi harga pembelian sebuah aset, biaya transportasi atau pengiriman, biaya pemasangan, biaya masuk, biaya pemasangan.
2. Perkiraan Umur Ekonomis Aktiva
Faktor yang lalu bisa mempengaruhi adanya depresiasi adalah umur ekonomi sebuah aset. Hal ini berarti jumlah depresiasi yang lebih kecil nantinya akan dibebankan untuk aset dengan masa manfaat yang bisa lebih lama ataupun sebaliknya. Umur ekonomis juga bisa dinyatakan dalam jumlah unit yang diproduksi atau dengan jangka waktu seperti mingguan ataupun tahunan.
3. Nilai Residu
Perkiraan nilai residu aset ataupun nilai sisa aset yang dikenal juga nilai residu adalah sebuah nilai yang bisa direalisasikan saat aset tersebut dijual dan tidak dipakai. Jika sebuah perusahaan menggunakan aset tersebut hingga rusak dan sama sekali tidak ada manfaat lagi maka aset tersebut bisa dikatakan sudah tidak lagi memiliki residu. Namun jika perusahaan menggantikan aktiva setelah periode penggunaan yang cukup singkat serta aset yang bersangkutan masih bisa dimanfaatkan maka nilai residu ini akan tetap tinggi. Hal ini bisa jadi faktor yang akan mempengaruhi dalam perhitungan penyusutan.
4. Estimasi Masa Manfaat
Estimasi pada masa manfaat merupakan faktor yang bisa mempengaruhi biaya penyusutan. Selain berdasarkan nilai residu dan perolehan ada beberapa perusahaan yang punya ekspektasi tertentu kapan sebuah aset dinyatakan depresiasi sepenuhnya. Hal ini tentu tergantung dari kebijakan perusahaan.
5. Pola Pemakaian
Proses pemakaian aset dalam sebuah jangka waktu tertentu yang kemudian sangat berpengaruh pada depresiasi khususnya pada usia aktiva. umumnya semakin berat pemakaiannya maka estimasi waktu juga akan habis manfaatnya dan lebih cepat. Dalam hal ini anda bisa menggunakan rumus depresiasi yang menjumlahkan beban selama jangka waktu depresiasi.
Manfaat Perhitungan Depresiasi
Perhitungan depresiasi merupakan hal yang penting dalam akuntansi, karena dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan. Salah satu manfaatnya adalah membantu perusahaan dalam menentukan nilai aset pada laporan keuangan. Dengan mengetahui besarnya depresiasi suatu aset, perusahaan dapat mengurangi nilai aset tersebut secara proporsional setiap tahunnya, sehingga nilai aset pada laporan keuangan dapat mencerminkan kondisi aset yang sebenarnya. Berikut manfaat lengkap depresiasi:
1.Mendapatkan Data Perolehan Keuntungan
Biaya depresiasi adalah sebuah hal penting dalam mengkalkulasi laba perusahaan. Maka dari itu manfaat pertama depresiasi adalah dengan mendapatkan informasi perolehan keuntungan karena ada banyak pengeluaran aktiva awal serta aktiva cadangan dimana wajib untuk dicatat dalam sebuah laporan keuangan.
2. Mengetahui Harga Awal Aset
Manfaat utama lainnya adalah dengan mengetahui harga awal aset. Aset yang kemudian dibeli tidak serta-merta hanya dilihat dari segi manfaatnya saja namun harga awal aset dan penggunaannya juga harus diperhitungkan. Pengukuran ini lalu didasarkan pada hak guna kerja dan kepemilikan aset. Gabungan hal ini juga akan menimbulkan harga awal aset yang juga dipakai dalam sebuah perhitungan beban operasional dan keuntungan.
3. Mengetahui Nilai Total Kalkulasi
Dengan memanfaatkan perhitungan depresiasi maka total beban 4 periode bisa diketahui dengan jelas. Pola pemakaian kerja hutang piutang juga bisa dicatat per periode untuk evaluasi kerja ataupun strategi kedepannya.
4. Meminimalisir Kerugian
Pembelian aset bisa menjadi sumber kerugian perusahaan jika aset tersebut tidak bisa menghasilkan produktivitas bagi perusahaan. Maka salah satu tempat depresiasi adalah untuk meminimalisir kerugian. Adanya aset sebuah perusahaan juga akan berpikir untuk memaksimalkan aset dalam menghasilkan keuntungan dan menyiapkan alokasi dana sebagai cadangan dalam membeli sebuah aset baru, karena nilainya yang terus terdepresiasi.
5. Mengetahui Biaya Depresiasi
Manfaat perhitungan depresiasi lainnya adalah perusahaan bisa mengetahui biaya depresiasi pada setiap periode. Biaya depresiasi adalah modal cadangan dalam membeli sebuah aset baru karena aset lama tidak bisa dimanfaatkan lagi. Maka dengan melakukan perhitungan dan pencatatan perusahaan kemudian akan mampu memperhitungkan biaya depresiasi dalam jangka waktu tertentu. Hal ini kemudian akan membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan sebuah keputusan yang berkaitan dengan aset.
Metode Perhitungan Depresiasi Dan Rumus
1.Metode Garis Lurus
Metode garis lurus adalah salah satu metode depresiasi dengan asumsi berdasarkan fungsi dari waktu bukan fungsi dari pemakaian. Hal ini berakibat metode garis lurus kemudian dianggap kurang akurat karena hasil konsumsi aset antar periode yang sama.
Rumus Metode Garis Lurus
- Rumus Metode Garis Lurus dengan Nilai Residu
Depresiasi = (Harga Perolehan – Nilai Residu) / Usia Ekonomis
Contoh:
Sebuah aset dibeli dengan harga Rp 24.000 dan nilai residu ditaksir Rp 2.000 sedangkan usia penggunaan ditaksir 5 tahun, maka nilai penyusutan per tahun adalah:
Depresiasi = (Rp 24.000 – Rp 2.000) : 5 tahun
= (Rp 22.000) : 5
= Rp 4.400
- Rumus Metode Garis Lurus Tanpa Nilai Residu
Depresiasi= Harga Perolehan : Usia Ekonomis
Jika menggunakan soal diatas, maka nilai penyusutannya per tahun adalah:
Depresiasi = Rp 24.000 / 5 tahun
= Rp 4800.
2. Metode Beban Menurun
Metode beban menurun ini dipakai untuk menghitung biaya penyusutan yang lebih besar di tahun pertama, lalu akan semakin kecil ditahun berikutnya. Metode penyusutan aktiva tetap ini tepat digunakan untuk aktiva tetap yang relatif cepat dan kehilangan manfaatnya. Berikut rumus metode beban menurun:
- Rumus Metode Beban Menurun
Depresiasi = Sisa Masa Manfaat / Jumlah Angka Tahun X (Harga Perolehan – Nilai Residu)
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki mesin dengan nilai Rp 330 juta dan diperkirakan bisa dipakai selama 5 tahun. Perkiraan nilai residu akhir pemakaian yaitu Rp 30 juta. Lalu, ini perhitungan dengan metode saldo menurun.
- Pertama, hitung jumlah angka tahun.
- Jumlah angka tahun = 1+2+3+4+5=15
- Lalu, hitung harga perolehan – nilai residu
- Rp 330 juta – Rp 30 juta = Rp 300 juta
Untuk perhitungan ini, perhitungan tahun pertama aset tetap tidak melayani penyusutan sehingga untuk menghitungnya adalah sbb:
5/15 x Rp 300 juta = Rp 100 juta
Begitupun selanjutnya, misal pada tahun ke-2 dalam pembukuan masa manfaat akan berkurang sehingga untuk menghitungnya adalah
4/15 x Rp 300 juta = Rp 80 juta
Umumnya, beberapa akuntan akan mengaplikasikan perhitungan penyusutan aktiva dengan memakai metode saldo menurun ke dalam excel.
- Metode Saldo Menurun Ganda
Metode perhitungan depresiasi ini hanya perlu mengalikan 2x beban dari beban penyusutan setiap tahunnya. Rumus metode saldo menurun ganda antara lain:
Depresiasi = 2x persentase dari metode garis lurus x nilai buku
Nilai buku adalah nilai aset bersih di awal periode akuntansi
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki truk dengan nilai Rp 820 juta dan diperkirakan bisa dipakai hingga 5 tahun.
Berikut perhitungannya:
Pertama, hitung tarif penyusutan terlebih dahulu. Diketahui dalam usia ekonomisnya, ada 5 tahun, maka dikarenakan ganda cara menghitungnya yakni 2x (⅕ x 100%) sebagai persentase dari metode garis lurus.
2x (⅕ x 100) = 40%
Setelah mendapatkan hasil persentase, lalu dikalikan dengan nilai buku yang diketahui pada soal yakni Rp 820 juta. Maka,
40% x Rp 820 juta = Rp 328 juta pada tahun pertama. Di Setiap tahunnya, beban penyusutan metode saldo dikalikan 2 sehingga menghasilkan depresiasi 2x lebih besar. Hal ini juga akan menghasilkan nilai residu yang lebih sedikit pada tiap tahunnya dan pada akhir manfaat ekonomis.
3. Metode Aktivitas
Metode menghitung depresiasi dipakai badan usaha adalah metode aktivitas. Metode ini menganggap depresiasi sebagai bagian dari produktivitas atau penggunaan aset. Metode aktivitas ini mengacu pada sisi waktu pemakaian sehingga depresiasi tidak dianggap masalah karena penggunaan aset bisa diukur.
Rumus:
Depresiasi = [(Harga Perolehan – Nilai Residu) x Estimasi Usia Penggunaan] / Usia Produktif
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki mesin yang bernilai Rp 260 juta dan diperkirakan bisa dipakai selama 6 tahun. Perkiraan nilai residu akhir pemakaian yaitu Rp 5 juta, selama umur ekonomis bisa digunakan selama 85 ribu jam. Lalu, ini perhitungan nilai depresiasinya.
Tahun ke- | Jumlah Jam |
1 | 10.000 |
2 | 25.000 |
3 | 20.000 |
Penyusutan / Jam Mesin
(Harga Perolehan – Nilai Residu) / Jam Mesin
(Rp 260 juta – Rp 5 juta) / 85 ribu
Rp 3000 / jam mesin
Tahun ke- | Beban Penyusutan | Akumulasi Penyusutan | Nilai Buku Aset Tetap |
0 | Rp 260 juta | ||
1 | 10 ribu x 3 ribu = Rp 30 juta | Rp 30 juta | Rp 230 juta |
2 | 25 ribu x 3 ribu = Rp 75 juta | Rp 105 juta | Rp 155 juta |
3 | 20 ribu x 3 ribu = Rp 60 ribu | Rp 165 juta | Rp 95 juta |
Manfaat Metode Perhitungan Depresiasi
Metode perhitungan depresiasi adalah suatu teknik yang digunakan untuk menghitung penurunan nilai aset selama masa pemakaian. Metode yang dipilih akan mempengaruhi besarnya nilai depresiasi dan manfaat yang diperoleh perusahaan. Salah satu manfaat dari metode perhitungan depresiasi adalah memungkinkan perusahaan untuk merencanakan dan mengatur pengeluaran dalam jangka panjang. Untuk lebih lengkap tentang manfaat metode perhitungan depresiasi, simak infonya dibawah ini:
1.Mendapatkan Data Perolehan Keuntungan
Biaya depresiasi merupakan hal penting dalam perhitungan laba sebuah perusahaan. Manfaat pertama depresiasi adalah mendapatkan perolehan keuntungan karena dalam laporan ada juga pengeluaran aktiva dari pertama penggunaan hingga masa penggunaan selesai yang wajib dihitung dan dicatat dalam sebuah laporan keuangan.
2. Mengetahui Harga Awal Aset
Manfaat lainnya adalah perusahaan bisa tahu harga awal aset. Dalam ilmu akuntansi, aset yang dibeli tidak serta merta hanya ditinjau dari manfaatnya saja, melainkan harga awal aset dan penggunaannya juga harus diperhitungkan dalam depresiasi.
3. Mengetahui Total Beban Tiap Periode
Perusahaan juga bisa mengetahui biaya depresiasi setiap periode sehingga perhitungan dan pencatatan bisa lebih tepat. Perusahaan juga bisa memperhitungkan biaya depresiasi dalam jangka waktu tertentu. Hal ini bisa membantu perusahaan dalam mempertimbangkan pengambilan sebuah keputusan yang berkaitan dengan aset, pertimbangan pola pemakaian aset hingga kuantitas produksi maksimal aset.
4. Meminimalkan Kerugian
Meminimalkan kerugian juga merupakan manfaat dari perhitungan depresiasi. Pembelian aset bisa jadi sumber kerugian sebuah perusahaan jika aset itu tidak cukup mampu menghasilkan produktivitas. Maka, inilah yan mengapa perhitungan depresiasi sangat penting. Dengan adanya aset, perusahaan akan berfikir juga untuk memaksimalkan aset dalam menghasilkan keuntungan dan menyiapkan alokasi dana cadangan untuk membeli aset baru.
Secara keseluruhan, depresiasi adalah suatu konsep penting dalam akuntansi yang digunakan untuk menghitung penurunan nilai aset selama masa pemakaian. Perhitungan depresiasi dapat memberikan manfaat yang besar bagi perusahaan, seperti membantu perusahaan dalam menentukan nilai aset pada laporan keuangan, merencanakan pengadaan aset baru, menghitung biaya perolehan, dan menentukan kebijakan investasi dan pengembangan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami konsep depresiasi dan metode perhitungan yang tepat agar dapat mengelola aset mereka dengan efektif dan efisien. Dengan mengelola aset dengan baik, perusahaan dapat meminimalkan biaya operasional, meningkatkan efisiensi produksi, dan mencapai tujuan bisnis mereka secara lebih efektif.
Temukan Ragam Dukungan Finansial Dari Danamas untuk Anda!
Temukan berbagai kemudahan restrukturisasi utang agar lebih mempermudah kondisi keuangan. Bagi Anda yang ingin selalu mendukung semua aktivitas finansial, maka bisa temukan berbagai Informasi up to date mengenai investasi dan ragam informasi seputar keuangan di Website Danamas atau Instagram Danamas. Jika ada pertanyaan atau keluhan silahkan hubungi Danamas di Hotline: 021-50960896, email: [email protected] atau Whatsapp Danamas di nomor 0882 24222 001/0882 24222 002.