Belakangan ini anda pasti sering mendengar berita tentang Resesi. Berita tentang Resesi kita jumpai di berbagai Lini media massa online hampir setiap harinya. Resesi diakibatkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah pandemi covid 19 yang yang menyebabkan kemerosotan ekonomi yang cukup signifikan di tahun 2022 ini, juga perang yang sedang berlangsung di Ukraina.
Hal ini menyebabkan beberapa harga komoditas mencapai tingkat rekor sehingga pertumbuhan ekonomi yang melambat dan inflasi yang meningkat. Kondisi inilah yang membuat presiden Bank Dunia, David malpass menyimpulkan pada bulan Juni lalu terjadi Resesi ekonomi yang mungkin akan sulit dihindari oleh beberapa negara. Namun sebenarnya apa itu resesi, berikut ulasannya untuk anda.
Apa Itu Resesi
Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang cukup signifikan pada periode stagnan atau lama. Resesi bisa dimulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Resesi juga memiliki arti kontraksi besar-besaran dalam kegiatan ekonomi. Ini terjadi saat ekonomi sebuah negara mengalami peningkatan dalam jumlah penurunan ritel, pengangguran, produk domestik bruto yang negatif sehingga terdapat kontraksi pendapatan dan manufaktur untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga pertumbuhan ekonomi riill yang bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.
Dampak dari lambatnya ekonomi ini akan membuat beberapa sektor riil menahan kapasitas produksinya bahkan bisa terjadi PHK. Selain itu kinerja instrumen investasi juga bisa mengalami penurunan sehingga investor akan menempatkan dananya dalam bentuk investasi yang aman hingga melemahnya daya beli masyarakat karena mereka lebih selektif dalam mengeluarkan uangnya untuk pemenuhan kebutuhan.
Penyebab Resesi Ekonomi
1. Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara terus menerus. Inflasi sebenarnya bukan hal yang buruk namun jika terjadi berlebihan akan masuk kedalam kategori berbahaya sehingga bisa membawa dampak resesi yang lebih besar. Bank Sentral Amerika Serikat mengendalikan inflasi dengan menaikkan suku bunga yang lebih tinggi lalu bisa menekan aktivitas ekonomi. Kenaikan tingkat suku bunga AS yang excessive atau berlebihan yakni 3-4 kali kenaikan di tahun ini memicu terjadinya resesi.
Hal ini terjadi karena kenaikan biaya bunga bagi pelaku usaha yang memiliki rasio utang yang tinggi, mereka akan sulit untuk membayar pinjaman sementara tidak semua permintaan mengalami kenaikan. Tidak hanya itu, kenaikan suku bunga yang berlebih juga bisa memicu larinya modal asing secara masif, sehingga mereka akan mengurangi investasi di negara-negara berkembang atau emerging market. Kondisi ini bisa memberikan dampak ke pemulihan ekonomi Indonesia yang tumbuh 5% bisa terkoreksi atau bahkan kembali minus.
2. Deflasi Berlebihan
Walaupun inflasi yang tak terkendali bisa menyebabkan resesi, deflasi juga bisa memberikan dampak yang lebih buruk lagi. Deflasi adalah kondisi saat harga turun dari waktu-waktu yang bisa menyebabkan upah menyusut lalu menekan harga. Deflasi bisa berdampak kepada pemilik usaha saat individu dan unit bisnis berhenti mengeluarkan uangnya yang akan berdampak pada rusaknya ekonomi. Penyebab deflasi antara lain adalah jumlah produksi yang membludak secara bersamaan dari beberapa perusahaan juga menurunnya permintaan produksi pada sebuah produk hingga menurunnya jumlah uang yang ada di pasaran.
3. Gelembung Aset
Gelembung aset adalah salah satu faktor resesi dimana banyaknya investor yang panik sehingga mereka menjual sahamnya yang mampu memicu Resesi. Hal ini umum disebut dengan kegembiraan irasional. Kegembiraan irasional ini bisa menggabungkan pasar saham dan juga Real Estate. Hingga akhirnya gelembung-gelembung tersebut pecah dan terjadilah panic selling yang mampu memunculkan pasar yang kemudian menjadi penyebab Resesi. Hal ini terjadi saat Para investor yang mengambil keputusan dengan emosi. Lalu mereka membeli banyak saham saat ekonomi sedang naik dan berlomba-lomba menjualnya saat ekonomi sedang turun.
4. Guncangan Ekonomi Yang Mendadak
Guncangan ekonomi terjadi sangat mendadak yang mampu memicu Resesi hingga masalah ekonomi lainnya seperti tumpukan hutang secara individu ataupun perusahaan. Banyak juga hutang yang dimiliki lalu kemudian otomatis membuat biaya pelunasan juga meninggi. Biaya dalam melunasi hutang lama-lama akan meningkat ke titik di mana mereka tidak bisa melunasi hutangnya lagi.
5. Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi bisa menjadi faktor terjadinya Resesi. Revolusi industri ini akan membuat semua profesi menjadi usang bahkan memicu Resesi. Saat ini beberapa ekonom cukup khawatir dengan kehadiran artifisial intelijen atau AI dan robot yang mampu menyebabkan resesi karena banyaknya pekerja yang kehilangan mata pencaharian.
6. Nilai Impor Lebih Besar Daripada Ekspor
Negara yang tidak bisa memproduksi kebutuhannya sendiri lalu mengimpor dari negara lain. Sebaliknya negara yang memiliki kelebihan produksi bisa mengekspor ke negara lain yang membutuhkan komoditas tersebut. Namun sayangnya nilai impor yang lebih besar dari nilai ekspor mampu memberikan dampak yang cukup negatif yaitu defisitnya anggaran negara.
Hal ini serupa dengan Sri Lanka yang mengurangi biaya pengurangan dari impor yang besar seperti pupuk sintetis. Pelarangan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani dengan menyediakan pupuk lainnya yang lebih murah dan ramah lingkungan. Namun, sayangnya kebijakan ini menjadi masalah karena produsen pupuk organik Sri Lanka tidak memiliki kapasitas memenuhi permintaan. Akibatnya, semua industri pertanian mengalami kekurangan pasokan pupuk. Lalu, pendapatan negara dari pajak ekspor pun anjlok karena pasokan teh yang merupakan komoditas utama Sri Lanka karena masalah pupuk ini. Anjloknya beberapa produksi pangan ini membuat inflasi harga-harga makanan pun melonjak hingga 50%.
7. Inflasi Atau Deflasi Yang Tinggi
Harga-harga komunitas yang melonjak tinggi hingga tidak bisa dijangkau oleh semua kalau jangan apalagi kalangan ekonomi menengah ke bawah maka kondisi ekonomi yang kian terpuruk ini juga akan diikuti dengan daya beli masyarakat yang rendah. Tidak hanya inflasi yang berpengaruh pada regresi, namun deflasi juga. Harga komoditas akan mempengaruhi tingkat pendapatan dan laba perusahaan yang menurun. Hal ini mengakibatkan biaya produksi tidak bisa tercover dengan baik yang bisa menyebabkan volume produksi merendah.
8. Tingkat Pengangguran Yang Cukup Tinggi
Faktor yang berperan dalam pergerakan ekonomi tenaga kerja juga perlu diperhatikan. Jika sebuah negara tidak mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas, maka tingkat pengangguran pun akan meningkat. Hal ini pun akan memberikan resiko tingkat kriminal yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dampak Resesi Ekonomi
a. Dampak Resesi Ekonomi Pada Pemerintah
Dampak Resesi ekonomi yang paling tampak adalah jumlah pengangguran yang meningkat. Lalu pemerintah dituntut untuk segera menemukan solusi dari dampak ini sehingga lapangan pekerjaan pun akan kembali terbuka untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak. Tak hanya itu, pinjaman pemerintah juga akan melonjak tinggi karena pemerintah di setiap negara pasti akan membutuhkan dana yang cukup banyak dalam pembiayaan kebutuhan yang berkaitan dengan upaya pembangunan negara.
Jika Anda membutuhkan pinjaman untuk memajukan usaha, maka Danamas hadir untuk Anda yang memiliki bisnis. Kemudahan mendapatkan modal usaha ini hanya bisa didapat di fintech lending berizin OJK, Danamas. Limit pinjaman dari Rp 50 juta – Rp 2 miliar yang bisa dipilih tenor sefleksible mungkin.
Sumber pendapatan negara yang berasal dari pajak dan juga Non pajak juga cukup rendah Hal ini dikarenakan pekerja menerima penghasilan yang lebih rendah sehingga pemerintah menerima pajak penghasilan yang cukup rendah dan harga properti lebih rendah juga sehingga perolehan pajak dari jual beli properti juga ikut turun.
Tak hanya itu pembangunan tetap dituntut untuk terus dilakukan di berbagai sektor pemerintahan termasuk penjaminan kesejahteraan rakyatnya. Hal ini bisa jadi penyebab dari pengeluaran pemerintah dalam alat pembayaran kesejahteraan rakyat seperti tunjangan atau bantuan sosial hingga subsidi. Penurunan pendapatan pajak dan meningkatnya pembayaran kesejahteraan juga bisa mengakibatkan defisit anggaran dan tingginya utang pemerintah.
b. Dampak Resesi Pada Perusahaan
Bisnis juga bisa mengalami kebangkrutan akibat terjadinya Resesi. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti tergerusnya sumber daya riil ekonomi negatif krisis kredit hingga jatuhnya harga set berbasis utang. Saat bisnis gagal maka perusahaan mengalami penurunan pendapatan yang cukup signifikan. Saat penurunan pendapatan terjadi Efek domino terhadap kehidupan ekonomi pekerjaannya. Bagi mereka yang terkena PHK pun akan kehilangan semua pendapatannya.
c. Dampak Resesi Bagi Pekerja
Dampak Resesi bagi pekerja seperti pemutusan hubungan kerja yang menjadikan mereka pengangguran lalu kehilangan pendapatan utama. Masalah pengangguran pun tak hanya menimbulkan dampak yang cukup signifikan dalam sektor perekonomian dan juga sosial. Tingkat pengangguran yang tinggi bisa jadi faktor penyebab terjadinya ketidakstabilan sosial yang bisa mengarahkan kepada kerusuhan hingga Padahal vandalisme di tengah masyarakat. Pengangguran massal juga bisa mengancam tatanan sosial kehidupan berbangsa dan bernegara.
Baca juga: Definisi Makroekonomi & Perbedaannya dengan Mikro Ekonomi
Cara Mencegah Resesi
a. Belanja Pemerintah Besar-Besaran
Pemerintah berencana melakukan belanja besar-besaran untuk bisa menghadapi ancaman Resesi dan permintaan dalam negeri yang cukup meningkat. Dengan cara ini maka kontraksi ekonomi akibat Efek domino covid19 pun bisa diredam. Belanja pemerintah adalah salah satu daya ungkit yang bisa dipakai untuk memulihkan ekonomi di saat krisis pandemi seperti ini. Anggaran pendapatan dan belanja negara Indonesia sendiri tercatat Hanya berkontribusi kurang lebih dari 14,5 pada PDB negara.
b. Bantuan UMKM
UMKM juga menjadi salah satu sektor yang cukup merasakan dampak dari pandemi covid 19. Pemerintah harus menyiapkan berbagai program untuk mengangkat sektor ini kembali bergeliat. Setelah sebelumnya mengeluarkan kebijakan restrukturisasi dan subsidi bunga kredit bagi para UMKM ini Satgas pemulihan dan transformasi ekonomi menyiapkan dua program lain seperti bantuan UMKM produktif dan kredit bunga rendah. bantuan tersebut diharapkan tak hanya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tapi juga untuk memulai usaha.
c. Penempatan Dana Di Perbankan Dan Penjaminan Kredit Modal Kerja Untuk Korporasi
Cara lain dilakukan oleh pemerintah adalah memutar kembali roda ekonomi seperti melakukan penempatan dana di perbankan. Lalu pihak bank menyalurkan dana tersebut dalam skala yang cukup besar. Pemerintah juga meluncurkan berbagai program penjaminan pemerintah kepada korporasi Padat Karya dalam rangka angka pemulihan ekonomi nasional. Perbankan lalu mendatangi menandatangani perjanjian penjaminan pada sektor padat karya yang merupakan sektor yang paling banyak memiliki pekerja.